Ala Zabut |
Posted: 12 Oct 2013 06:40 AM PDT Islamisasi di Indonesia dimulai ketika tasawuf menjadi corak pemikiran yang dominan di dunia Islam, yang mana tasawuf dan tarekat itu menjadi benih-benih dan dasar ajarannya tidak dapat dipungkiri, sudah ada sejak dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Hal ini dapat dilihat dalam perilaku dan peristiwa yang terjadi dalam hidup, dalam Ibadah dan dalam pribadi Nabi Muhammad SAW. Para Sufi dan syekh-syekh Mursyid dalam tarekat, merumuskan bagaimana sistematika, jalan, cara dan tingkat-tingkat jalan yang harus dilalui oleh para calon sufi atau murid tarekat secara rohani untuk cepat bertaqarrub, mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pengertian TarekatAsal kata tarekat dalam bahasa arab yaitu طرق dibaca toriqoh yang berarti jalan, keadaan, aliran, atau garis pada sesuatu. Menurut istilah tasawuf, tarekat berarti perjalanan seorang salik (pengikut tarekat) menuju Tuhan dengan cara mensucikan diri atau perjalanan yang harus ditempuh secara rohani, maknawi oleh seseorang untuk dapat mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Allah SWT. Menurt syekh Amin al-Kurdi tarekat ialah cara mengamalkan syari'at dan menghayati inti syari'at itu, dan menjauhkan diri dari hal-hal yang bisa melakukan pelaksanaan dan inti serta tujuan syari'at.[1] Hubungan Tarekat dengan TasawufDi dalam Ilmu Tasawuf, istilah tarekat tidak saja di tujukan kepada aturan dan cara-cara tertentu yang digunakan oleh seseorang syekh tarekat dan bukan pula terhadap kelompok yang menjadi pengikut salah seorang syekh tarekat, tetapi meliputi segala aspek ajaran yang ada di dalam agama Islam seperti sholat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya, yang semua itu merupakan jalan atau cara mendekatkan diri kepada Allah SWT.[2] Dasar-Dasar Pokok TarekatDasar-dasar pokok tarekat antara lain:
Sejarah Timbulnya TarekatPeralihan Tasawuf yang bersifat personal pada tarekat yang bersifat lembaga tidak terlepas dari perkembangan dan perluasan tasawuf itu sendiri. Semakin luas pengaruh tasawuf, semakin banyak pula orang berhasrat mempelajarinya. Seorang guru tasawuf biasanya memformulasikan suatu sistem pengajaran tasawuf berdasarkan pengalamannya sendiri, sistem pengajaran itulah yang kemudian menjadi ciri khas bagi suatu tarekat yang membedakannya dari tarekat yang lain.[4] Pada awal kemunculannya, tarekat berkembang dari dua arah, yaitu khurasan (Iran) dan Mestopotamia (Irak) pada periode ini mulai timbul beberapa, diantaranya tarekat yasafiah yang didirikan oleh Ahmad al-Yasafi (w. 562H/1169 M), tarekat khawajagawiyah yang disponsori oleh Abd al-Khaliq al-Ghzudawani (w. 617H/1220 M). tarekat Naqsabandiyah, yang didirikan oleh Muhammad Bauhuddin an-Naqsabandiyah al-awasi al Bukhari (w. 1389 M) di Turkistan, Tarekat Khalwatiyah yang didirikan oleh umar al-Khalwati (w. 1379 M). Karena banyaknya cabang-cabang tarekat yang timbul dari tiap-tiap tarekat induk, sangat sulit untuk menelusuri sejarah perkembangan tarekat itu secara sistematis konseptional. Dalam seluruh tarekat terdapat kegiatan ritual sentra yang melibatkan pertemuan-pertemuan kelompok secara teratur untuk melakukan pertemuan-pertemuan kelompokj secara teratur untuk melakukan pembacaan do'a, syair dan ayat-ayat pilihan dari al-Qur'an.[5] Tarekat di IndonesiaSeperti diketahui dari sejarah, masuknya tasawuf dan tarekat ke Indonesia bersamaan dengan masuknya Islam. Aliran lembaga tarekat yang masuk ke Indoensia bersamaan dengan memuncaknya gerakan tasawuf international, seperti tarekat khalwatiyah, syattariah, syadziliyah, demikian juga tarekat-tarekat yang lain, yaitu tarekat Qadariyah, Rifa'iyah, idrisiyah, dan yang paling besar dan menyeluruh tersebar di selurh kepulauan Nusantara adalah tarekat Naqsabandiyah.[6] Aliran-Aliran Tarekat dalam Islam
Tokoh-Tokoh Tarekat di IndonesiaBeberapa tokoh yang di anggap sebagai perintis ajaran tarekat di Indonesia antara lain Hamzah Fansuri (w. 1590), Syamsuddin al-Sumatrani (w. 1630), Nuruddin al-Ramiri (1637 – 1644), Syekh Yusuf al Makassari (1626-1699), Abdul Samae al-Palembani, nafis al-Banjari, Syekh Ahmad Khatib Sambas (w. 1873), Syekh Abdul Karim alBantani, Kyai Thalhah dari Cirebon, dan Kyai Ahmad Hasbulloh dari Madura.[8] KesimpulanTarekat mempunyai arti jalan atau petunjuk dalam melakukan suatu Ibadat sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan Nabi dan dikerjakan oleh sahabat dan tabiin, turun-temurun sampai kepada guru-guru secara berantai dalam batasan tertentu mirip dengan syari'at, tarekat, dan hakekat dalam agama Islam. Hubungan Tarekat dengan TasawufDi dalam Ilmu Tasawuf, istilah tarekaat tiak saja di tujukan kepada aturan dan cara-cara tertentu yang digunakan oleh seseorang syekh tarekat dan bukan pula terhadap kelompok yang menjadi pengikut salah seorang syekh tarekat, tetapi meliputi segala aspek ajaran yang ada di dalam agama Islam seperti sholat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya, yang semua itu merupakan jalan atau cara mendekatkan diri kepada Allah. Aliran-aliran tarekat dalam Islam:
[1] Luis Makluf, al-Mujid fi al-Lughat wa al-A'lam Dar al-Masyriq, (Beirut, 1986) hlm. 465 [2] Proyek Pembina Perguruan Tinggi Agama Sumatera Utara, Pengantar Ilmu Tasawuf, 1981/1982. hlm 27 [3] Dr. Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, (Surabaya, Bina Ilmu, 1973) hlm. 86-87 [4] Proyek Pembina Perguruan Tinggi Agama Sumatera Utara, Pengantar Ilmu Tasawuf, 1981/1982. Op.cit. hlm 274 [5] Harun Nasution, Perkembangan Ilmu Tasawuf di Dunia Islam, 1986. hlm. 24 [6] Jhon 0.Voll, Tarekat-Tarekat, hlm. 215 [7] Mulyadi Kartanegara, Tarekat Mawlawiyah, hlm. 321 [8] http://orgawam.wordpress.com/2008/05/01/tareqah-mutabarah-diindonesia |
You are subscribed to email updates from Ala Zabut To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Posting Komentar