PengertianManajemen Kurikulum
Manajemenkurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif,komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaiantujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkansesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembagapendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri denganmemprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembagapendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telahditetapkan.
Hubungan sekolah dengan masyarakatperlu dikelola secara produktif agar masyarakat merasa memiliki sekolah.Sehingga terbentuk sinergik antara sekolah dengan masyarakat untuk mewujudkanprogram-program sekolah. Dengan demikian keterlibatan masyarakat dalammanajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat memahami, membantu dan mengontrolimplementasi kurikulum, sehingga lembaga pendidikan atau sekolah selaindituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengidentifikasi kebutuhankurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakanpembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber danhasil kurikulum baik kepada masyarakat maupun pada pemerintah.
Ruang lingkup manajemen kurikulummeliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan kurikulum. Padatingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antarakurikulum nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhandaerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebutmerupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun denganlingkungan.
Prinsipdan Fungsi Manajemen Kurikulum
Prinsipdan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulumadalah beberapa hal sebagai berikut, yaitu :
§ Produktivitas,hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harusdipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar pesertadidik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadisasaran dalam manajemen kurikulum.
§ Demokratisasi,pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yangmenempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnyadalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuankurikulum.
§ Kooperatif,untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perluadanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
§ Efektivitas dan efisiensi,rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektivitas danefisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemenkurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktuyang relative singkat.
§ Mengarahkan visi, misi, dan tujuanyang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapatmemperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan kurikulum.
Selainprinsip-prinsip tersebut juga perlu mempertimbangkan kebijaksanaan pemerintahmaupun Departemen Pendidikan Nasional, seperti UUSPN No. 20 tahun 2003,kurikulum pola nasional, pedoman penyelenggaraan program, kebijaksanaanpenerapan Manajemen Berbasis Sekolah, kebijaksanaan penerapan Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP), keputusan dan peraturan pemerintah yang berhubungandengan lembaga pendidikan atau jenjang/jenis sekolah yang bersangkutan.
Dalamproses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk memberikan hasilkurikulum yang lebih efektif, efisien dan optimal dalam memberdayakan berbagaisumber maupun komponen kurikulum.
Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya :
- Meningkatkan efisiensi pemanfaatansumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponenkurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
- Meningkatkan keadilan (equity) dankesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal,kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melaluikegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dankokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
- Meningkatkan relevansi danefektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupunlingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yangdikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevandengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
- Meningkatkan efektivitas kinerja gurumaupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran,dengan pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif dan terpadu dapatmemberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
- Meningkatkan efisiensi danefektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaranselalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telahdirencanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian ketidaksesuaianantara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, gurumaupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektifdan efisien, karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalamkegiatan pengelolaan kurikulum.
- Meningkatkan partisipasi masyarakatuntuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikulum yangdikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat khususnya dalam mengisibahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan cirri khas dan kebutuhanpembangunan daerah setempat.
Komponen-komponenKurikulum
Kurikulummerupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu.
Sistem Kurikulum
Bagan tersebutmenggambarkan bahwa sistem kurikulum terbentuk oleh empat komponen-komponen,yaitu komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi pencapaian tujuandan komponen evaluasi. Sebagai suatu sistem setiap komponen harus salingberkaitan satu sama lain. Manakala salah satu komponen yang membentuk sistemkurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistemkurikulum pun akan terganggu pula.
a. KomponenTujuan
Komponentujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin diharapkan. Dalam skalamakro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilaiyang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakatyang dicita-citakan. Misalkan, filsafat atau sistem nilai yang dianutmasyarakat Indonesia adalah pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapaioleh suatu kurikulum adalah membentuk masyarakat yang pancasilais. Dalam skalamikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi serta tujuan-tujuanyang lebih sempit seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan prosespembelajaran.
Tujuanpendidikan mempunyai klasifikasi, dari tujuan yang sangat umum sampai tujuankhusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur yang kemudian dinamakankompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasika menjadi empat, yaitu :
- TujuanPendidikan Nasional (TPN)
- TujuanInstitusional (TI)
- TujuanKurikuler (TK)
- TujuanInstruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)
Tujuan PendidikanNasional (TPN) adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaranakhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya setiaplembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuaidengan rumusan itu, baik pendidikan yang diselenggara oleh lembaga pendidikanformal, informal, maupun non formal. Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskandalam bentuk perilaku yang ideal sesuai pandangan hidup dan filsafat suatubangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk Undang-Undang. TPNmerupakan sumber dan pedoman dalam usaha penyelenggaraan pendidikan. Secarajelas tujuan Pendidikan Nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskandalam Undang-Undang No. Tahun, Pasal 3, bahwa Pendidikan Nasional yangberfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis sertabertanggung jawab.
Tujuan Institusional(TI) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dengankata lain tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harusdimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan programdi suatu lembaga tertentu. Tujuan institusional merupakan tujuan antara untukmencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan olehsetiap jenjang pendidikan seperti misalnya standar kompetensi pendidikan dasar,menengah, kejuruan dan jenjang pendidikan tinggi.
Tujuan Kurikuler (TK)adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran.Oleh sebab itu tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yangharus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studitertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler juga pada dasarnyamerupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengandemikian setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untukmencapai tujuan institusional. Contoh tujuan kurikuler adalah tujuan bidangstudi matematika di SD, tujuan pembelajaran IPS di SLTP dan lain sebagainya. Dalam kurikulum yang berpotensi padapencapaian kompetensi, tujuan kurikuler menggambarkan standar isi setiap matapelajaran atau bidang studi yang harus dikuasai siswa pada setiap satuanpendidikan. Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan instruksional atausekarang lebih popular dengan tujuan pembelajaran, merupakan tujuan yang palingkhusus.
Tujuan pembelajaran(TP) merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagaikemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajaribahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam sekali pertemuan. Karenahanyaguru yang memahami kondisi di lapangan, termasuk memahami karakteristiksiswa yang akan melakukan pembelajaran di suatu sekolah, maka menjabarkantujuan pembelajaran ini adalah tugas guru. Sebelum guru melakukan prosesbelajar mengajar, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dikuasaioleh anak didik setelah mereka selesai mengikuti pelajaran. Menurut Bloom, dalmbukunya Taxonomy of EducationalObjectives yang terbit pada tahun 1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yangharus dirumuskan dapat digolongkan kedalam tiga klasifikasi atau tiga domain(bidang), yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. KomponenIsi/Materi Pembelajaran
Padakomponen isi kurikulum lebih banyak menitikberatkan pada pengalaman belajaryang harus dimiliki oleh peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran. Isikurikulum hendaknya memuat semua aspek yang berhubungan dengan aspek kognitif(pengetahuan), afektif (sikap atau perilaku), dan psikomotorik (keterampilanatau skill) yang terdapat pada isi setiap mata pelajaran yang disampaikan dalamkegiatan proses pembelajaran. Isi kurikulum dan kegiatan pembelajaran diarahkanuntuk mencapai tujuan dari semua aspek tersebut.
c. KomponenMetode
Komponenmetode ini berkaitan dengan strategi yang harus dilakukan dalam rangka pencapaiantujuan. Metode yang tepat adalah metode yang sesuai dengan materi dan tujuankurikulum yang akan dicapai dalam setiap pokok bahasan. Dalam posisi ini guruhendaknya tidak menerapkan satu metode saja, tetapi guru dapat menerapkanberbagai metode agar proses pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan danmencapai sasaran yang direncanakan. Dengan demikian rencana yang sudah disusundapat diterapkan secara optimal.
d. Komponenevaluasi
Pengembangankurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir (Oliva, 1988). Prosestersebut meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Merujuk padapendapat tersebut, maka dalam konteks pengembangan kurikulum, evaluasimerupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pengembangan dari kurikulumitu sendiri. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum,sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum dapatdipertahankan atau tidak, bagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasimerupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam kontekskurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telahditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpanbalik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Kedua fungsi tersebut menurutScriven (1967) adalah evaluasi sebagai fungsi sumatif dan evaluasi sebagaifungsi formatif.
Kasus
Manajemen kurikulum danpembelajaran diarahkan agar proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telahdirumuskan. Guru diberikan kewenangan untuk mengembangkan kurikulum agar prosesbelajar mengajar memiliki makna yang mendalam pada diri siswa dan guru. Kepalasekolah juga bertanggung jawab dalam membimbing dan mengarahkan pengembangankurikulum dan pembelajaran serta melakukan supervise dalam pelaksanaannya.Kepala sekolah bekerja keras dan bertanggung jawab dalam proses perencanaan,pelaksanaan dan penilaian terhadap perbaikan dan pengembangan kurikulum danpembelajaran. Untuk ketercapaian program kurikulum dan pembelajaran yangefektif, kepala sekolah bersama guru harus menjabarkan isi kurikulum secaralebih rinci dan operasional ke dalam program tahunan, catur wulan atau bulanan.Sedangkan program mingguan atau satuan pelajaran (satpel), wajib dipahami dan didalamiguru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. Agar proses belajar mengajarberjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka langkah-langkah dalampelaksanaan kurikulum di sekolah perlu diperhatikan. Tahapan pelaksanaan kurikulumdi sekolah melalui empat tahap yaitu : (a) perencanaan, (b) pengorganisasiandan koordinasi, (c) pelaksanaan, dan (d) pengendalian.
1. Tahap perencanaan.Pada tahap ini perlu dijabarkan menjadi rencana pembelajaran (RP). Gurumelakukan persiapan yang komprehensif sebelum melakukan proses belajar mengajardi kelas. Pada tahap ini guru melakukan persiapan dari mulai tujuanpembelajaran, materi yang akan disampaikan, metode yang tepat yang akandigunakan, media dan alat yang mendukung proses pembelajaran, buku sumber ataureferensi, dan alat evaluasi yang akan diterapkan. Dalam tahap perencanaan inipula perlu dipahami hal-hal sebagai berikut : (a) menjabarkan GBPP menjadiAnalisis Mata Pelajaran (AMP), (b) memiliki kalender akademik, (c) menyusunprogram tahunan (Prota), (d) menyusun program catur wulan (Proca), (e) program satuanpembelajaran (PSP), dan (f) rencana pengajaran (RP). Kegiatan-kegiatan tersebutmerupakan pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, olehkarena itu kepala sekolah perlu memberikan perhatian, pembinaan dan bantuanserta memeriksa pekerjaan guru tersebut. Kepala sekolah melakukan pemeriksaansecara cermat untuk memberikan penilaian dan umpan balik apabila ada yang perludiperbaiki atau ditambahkan. Dengan cara ini akan memberikan pengaruh dandampak bagi guru untuk melakukan persiapan dan perancanaan pembelajaran denganbaik. Penyusunan perencanaan pembelajaran akan lebih komprehensif apabiladilakukan bersama beberapa orang guru bidang studi sejenis dalam MGMP. MGMPperlu mendapat perhatian dari pimpinan sekolah agar berjalan sesuai dengantujuan dibentuknya lembaga ini.
2. Tahap Pengorganisasian danKoordinasi. Pada tahap perencanaan seluruh aspek yangberkaitan dengan proses pembelajaran disiapkan secara matang dan menyeluruhagar pada tahap pengorganisasian dan koordinasi dapat dilaksanakan dengansebaik-baiknya. Pada tahap pengorganisasian dan koordinasi ini merupakan tahapyang perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh kepala sekolah beserta timyang dibentuk untuk memudahkan pembagian tugas sesuai dengan kegiatan yang akandilaksanakan. Kepala sekolah berkewajiban untuk mengelola dan mengaturpenyusunan kalender akademik, jadwal pelajaran, tugas dan kewajiban guru, sertaprogram kegiatan sekolah. Pada tahap ini hal-hal yang perlu diperhatikan oleh kepalasekolah adalah sebagai berikut.
a. Kalenderakademik disusun berdasarkan rencana program kegiatan yang akan berlangsung disekolah selama satu tahun ke depan. Penyusunan kalender akademik memberikanarah yang jelas tentang berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh sekolahselama satu tahun ke depan. Kalender akademik yang disusun berdasarkankebutuhan dan hasil pemikiran bersama antara kepala sekolah dan guru akanmemberikan kejelasan dalam merealisasikan program kegiatan sekolah. Kalenderakademik yang telah disusun ini disosialisasikan kepada seluruh guru, siswa,orang tua siswa dan masyarakat. Dengan mengetahui kalender akademik diharapkanakan terjadi sinergi dalam mewujudkan program kegiatan yang akan dilaksanakansekolah.
b. Penyusunanjadwal pelajaran didasarkan kepada kewajiban mengajar guru 5 hari/minggu.Jadwal pelajaran disusun berdasarkan hasil musyawarah bersama, antara kepalasekolah dan guru. Dengan demikian guru akan bertanggung jawab dalam menyampaikanpelajaran kepada siswa. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran diharapkan gurumengikuti kegiatan dalam MGMP.
c. Pengaturantugas dan kewajiban guru dilandasi oleh kebersamaan, keadilan dan tidakmenimbulkan permasalahan. Pembagian tugas dan kewajiban guru ini disesuaikandengan bidang keahlian dan minat guru tersebut. Pembagian tugas didasarkankepada beban tugas minimal dan keahliannya. Dengan demikian pada setiap gurudiharapkan akan tumbuh motivasi untuk berprestasi, kebersamaan dalammerealisasikan program sekolah, sinergik antara pimpinan, guru staf TU, danorang tua dalam upaya meningkatkan mutu sekolah.
d. Programkegiatan sekolah disusun berdasarkan kebutuhan nyata untuk meningkatkan,mengembangkan dan memajukan sekolah. Program kegiatan sekolah disusunberdasarkan visi, misi dan tujuan yang akan mewujudkan dalam kepemimpinankepala sekolah bersama-sama seluruh komponen sekolah. Program kegiatan sekolahmeliputi program internal sekolah dan program eksternal yang akan dilaksanakan sekolah.Program yang berkaitan dengan peningkatan mutu pembelajaran, pengembanganprofesionalisme guru dan staf TU, program penataan kurikulum, program penataansarana dan prasarana sekolah, program pengelolaan keuangan sekolah, programpengembangan hubungan sekolah dengan masyarakat. Berbagai program kegiatansekolah 1 tahun sampai dengan 5 tahun ke depan perlu diorganisir dandikoordinasikan secara cermat dan transparan.
3. Tahap Pelaksanaan.Pada tahap ini merupakan tahap yang paling menentukan apakah sekolah di bawahkepemimpinan kepala sekolah dapat mewujudkan program sekolah atau tidak.Perencanaan, pengorganisasian dan koordinasi yang telah disusun akan dibuktikankeberhasilannya dalam tahap pelaksanaan ini. Proses belajar mengajar akanberjalah secara efektif apabila guru dan kepala sekolah memiliki tanggung jawabyang tinggi dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran dapatdilaksanakan dengan baik apabila guru dan kepala sekolah bersama-sama untuk membukadiri terhadap masukan atau kritikan yang membangun. Sebagai guru harus siapuntuk diberi masukan oleh kepala sekolah berdasarkan hasil supervisi yangdilakukan oleh kepala sekolah. Begitupun kepala sekolah harus memiliki jadwalyang jelas dan rinci untuk melakukan supervisi terhadap kinerja guru. Hasisupervisi kepala sekolah menjadi fakta dan data yang benar untuk memberikaninformasi kepada guru berkaitan dengan tugas yang dikerjakannya selama disekolah. Apabila kepala sekolah memiliki fakta dan data yang berkaitan dengankinerja guru maka guru akan menerima dengan terbuka terhadap masukan yangdisampaikan oleh kepala sekolah. Sebaliknya apabila kepala sekolah tidakmelakukan supervisi (tidak berdasarkan fakta dan data) yang diperoleh langsungoleh kepala sekolah, maka masukan yang diberikan oleh kepala sekolah tidakvalid dan berpengaruh negatif terhadap kinerja guru. Dengan demikian, kepalasekolah dan guru akan terbuka dalam memberikan masukan atau kesulitan yangdihadapi dengan tujuan untuk kemajuan dan peningkatan mutu pembelajaran.
4. Tahap Evaluasi dan Pengendalian.Pelaksanaan pembelajaran berjalan secara efektif atau tidak dapat diketahui melaluikegiatan evaluasi. Evaluasi ini penting dilakukan secara benar karena bertujuanuntuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah dilakukan berjalan atautidak sesuai rencana yang telah ditetapkan. Guru perlu menetapkan jenisevaluasi apa yang digunakan dan hasil evaluasi diharapkan akan memilikipengaruh dan dampak terhadap perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaranselanjutnya. Dengan dilaksanakannya evaluasi ini akan memberikan dampak danmanfaat bagi guru dan siswa untuk peningkatan mutu pendidikan secaraberkelanjutan. Disamping itu evaluasi yang dilakukan oleh guru dapat menjadimasukan untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Dari sekian banyaksiswa tentunya ada diantara mereka yang menemui kesulitan dalam belajar. Siswayang mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan pemantapan atau perhatiankhusus agar tidak ketinggalan dan dapat menyesuaikan diri dengan siswa lain. Daloammengatasi kesulitan belajar siswa perlu dicarikan solusinya, misalkan denganremedial, pemantapan, belajar dengan teman sejawat yang lebih pandai, ataumembentuk kelompok belajar yang dibimbing oleh guru. Dengan demikian evaluasijuga dapat menjadi umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses pembelajaranselanjutnya. Agar evaluasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkanperlu diperhatikan dari mulai persiapan awal, menyiapkan bahan-bahan evaluasiyang diperlukan, menyusun kisi-kisi evaluasi, menyusun bentuk tes, menyusunbutir-butir soal, memvalidasi, menyiapkan jawabannya, membuat jadwal pemeriksaanserta penyerahan hasil evaluasi dengan tepat waktu. Penyusunan soal sebaiknya melibatkanbeberapa guru bidang studi sejenis atau bersama MGMP. Kepala sekolah berperandalam pengendalian sistem evaluasi agar evaluasi dapat dilaksanakan sesuaidengan tujuan yang telah ditetapkan. Kepala sekolah bekerjasama dengan guruuntuk melakukan evaluasi dengan objektif agar hasil evaluasi benar-benarmenunjukkan hasil belajar siswa yang sesungguhnya. Sehingga prestasi yangdiraih oleh siswa merupakan kerja keras siswa dalam mengikuti prosespembelajaran. Evaluasi yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab danobjektif dapat mengukur kemampuan siswa akan berdampak pada peningkatan mutuyang berkelanjutan.
View the Original article
Posting Komentar